Mengenal Diabetes Insipidus dan 4 Jenisnya

Jakarta -Diabetes insipidus adalah kondisi yang terjadi ketika ginjal tidak dapat mempertahankan kadar air.

Hal ini menimbulkan rasa haus yang ekstrem dan sering buang air kecil dengan kondisi air seni yang hambar, atau encer dan tidak berbau.

Orang dewasa normal umumnya akan buang air kecil antara 1-3 liter (946,4 mililiter hingga 2,84 liter) urin sehari.

Pada orang dengan diabetes insipidus, mereka dapat mengeluarkan sebanyak 20 liter (18,9 liter) urin setiap hari.

Mengutip healthline, diabetes insipidus dapat terjadi ketika salah satu bagian dari sistem yang mengatur cairan dalam tubuh rusak.

Hal ini berkaitan erat dengan rendahnya kadar hormon antidiuretik (ADH) yang juga dikenal sebagai vasopresin.

ADH tersimpan di kelenjar pituitari.

Tingkat ADH mempengaruhi seberapa baik ginjal mengelola kadar air dalam tubuh.

Diabetes insipidus sentral Ini adalah jenis diabetes insipidus yang paling umum.

Diabetes insipidus jenis ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik (ADH, atau vasopresin).

Hipotalamus menghasilkan ADH, tetapi kelenjar pituitari menyimpan dan melepaskannya.

Seseorang dapat terkena diabetes insipidus sentral jika mengalami kerusakan kelenjar pituitari atau hipotalamus.

Diabetes insipidus nefrogenik Jenis diabetes insipidus ini terjadi ketika kelenjar pituitari melepaskan ADH yang cukup, tetapi ginjal tidak mengelolanya dengan baik.

Dipsogenic diabetes insipidus: Pada diabetes insipidus jenis ini, masalah dengan hipotalamus yang tidak terkait dengan produksi ADH menyebabkan rasa haus yang hebat dan minum lebih banyak cairan.

Gestational diabetes insipidus: Ini adalah kondisi sementara yang langka dan dapat berkembang selama masa kehamilan.

Gestational diabetes insipidus terjadi ketika plasenta, organ sementara yang menyediakan makanan untuk bayi, memproduksi terlalu banyak enzim yang memecah ADH.

Wanita yang hamil dengan lebih dari satu bayi lebih berpotensi mengalami kondisi ini karena mereka memiliki lebih banyak jaringan plasenta.

Gestational diabetes insipidus biasanya hilang segera setelah kehamilan berakhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *